News

Begini Nasib Mobil China di Amerika: Dianggap Mata-mata

Begini Nasib Mobil China di Amerika: Dianggap Mata-mata
  • PublishedMaret 6, 2024

Roadnesia.com, JAKARTA – Nasib mobil China di Amerika Serikat (AS) berada di ujung tanduk. Pasalnya, Pemerintah AS menduga gelombang mobil China yang menerjang ke seluruh negara mengancam keamanan nasional.

Presiden AS Joe Biden mencemaskan keselamatan data sensitif milik pengemudi bakal terancam. Karena, mobil pintar China yang terkoneksi dengan internet mampu mengumpulkan data warga AS.

Melansir dari AFP, menanggapi ancaman serius dari mobil China, Joe Biden memastikan pihaknya bakal melakukan investigasi pada mobil-mobil pintar dari China.

Tujuan dari investigasi ini adalah memastikan Tiongkok tidak memanfaatkan teknologi canggih pada produknya untuk memata-matai warga AS.

“China bertekad mendominasi masa depan pasar otomotif, termasuk dengan praktik yang tidak adil,” kata Joe Biden, dikutip dari AFP.

Pemerintah menilai banjir produk otomotif Tiongkok di AS mengancam keamanan nasional. Joe Biden memastikan agar hal itu tidak terjadi selama masa kepemimpinannya.

Nasib mobil China di Amerika juga semakin terancam ketika Gina Raimondo, Menteri Perdagangan AS juga mengungkap kekhawatiran serupa. Menurutnya, ponsel pintar di atas roda dapat mengancam keamanan nasional karena aktivitas memata-matai dengan mengumpulkan data warga AS.

“Mereka (Tiongkok) mengumpulkan sejumlah besar data sensitif pengemudi, informasi pribadi, informasi biometrik, dan melihat ke mana mobil itu pergi,” ujarnya.

Sekadar informasi, citra Tiongkok di mata AS belum berubah. Negeri Tirai Bambu ini masih nampak sebagai rival yang berpotensi mengancam keamanan nasional dengan upaya memata-matai.

Ancaman lain dari mobil pintar China

Selain berpotensi mengancam data warga AS, mobil pintar China juga memiliki bahaya lain yang tidak terduga. Konektivitas antara kendaraan dengan ponsel dapat membuat kendaraan terkontrol dari jarak jauh.

“Bayangkan jika ada ratusan ribu kendaraan yang terhubung dengan China di jalan-jalan Amerika dapat secara bersamaan dilumpuhkan oleh seseorang di Beijing,” kata Raimondo.

Raimondo mengaku tidak ingin mengambil risiko dari dunia maya dan risiko spionase akibat mobil China. Oleh karena itu, tidak banyak mobil China yang beredar di AS.

Pemerintah AS menegaskan kedaulatannya dengan membebankan biaya tinggi pada mobil China yang masuk. Kendati demikian, pemerintah khawatir jika biaya tinggi itu tidak sebanding dengan risiko yang terjadi.

Di sisi lain, perusahaan otomotif asal China tak kehilangan akal. Mereka berupaya menghindari biaya tinggi dengan jalan mendirikan pabrikan di negara-negara seperti Meksiko.

Menanggapi terkait ancaman keamanan nasional AS akibat mobil China, aliansi inovasi otomotif mengaku setuju dengan kebijakan pemerintah AS. Mereka menilai, keamanan nasional adalah prioritas utama. (Lin)

Written By
roadnesia

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *