Siapa Pemilik Bus Sugeng Rahayu?
Roadnesia.com, JAKARTA – Siapa pemilik bus Sugeng Rahayu menarik untuk diulas lebih lanjut. Terlebih lagi perusahaan otobus ini terkenal memiliki sopir berjuluk raja jalanan Surabaya-Yogyakarta.
Mengutip dari berbagai sumber, pemilik bus Sugeng Rahayu adalah Setyaki Sasongko. Pria asal Sidoarjo, Jawa Timur ini cukup terkenal sosoknya karena jumlah kasus kecelakaan yang menimpa armada busnya.
Pemilik Sumber Group ini telah mendirikan usaha transportasi sejak tahun 1981 dengan nama PO Sumber Kencono. Hanya bermodal enam armada, PO bus ini berkembang pesat dalam waktu singkat.
Faktor yang mempengaruhi percepatan PO Sumber Kencono adalah karena punya tarif yang cukup miring. Sumber jadi semakin laris adalah karena Kereta Api Madiun Jaya Ekspres jurusan Madiun-Solo-Yogyakarta berhenti beroperasi.
Alhasil saingan bus Sumber kencono hanya beberapa PO lain di trayek yang sama. Sebelumnya, kereta api adalah saingan berat PO bus di trayek Surabaya-Yogyakarta.
Alasan lain yang membuat Sumber Kencono semakin terkenal adalah karena lebih cepat sampai tujuan. Sopir armada bus Sumber Kencono terkenal raja jalanan atau suka ngebut.
Tapi, memiliki banyak sopir raja jalanan bukan tanpa risiko. PO bus Sumber Kencono menjadi salah satu bus yang paling sering kecelakaan serius. Bahkan beberapa kecelakaan akibat praktik ugal-ugalan dalam berkendara mengakibatkan dampak yang serius.
Berdasarkan data Dirlantas Polda Jatim, dalam waktu tiga tahun (2009-2011), terjadi 76 kasus kecelakaan yang melibatkan PO Sumber Kencono. Sebanyak 75 orang meninggal, 76 orang luka ringan dan 38 luka berat.
Karena geram dengan ulah sopir ugal-ugalan, masyarakat menuntut pemerintah bekukan izin operasi PO Sumber Kencono.
Pejuangan Setyaki Sasongko
Merasa usahanya terancam, Setyaki Sasongko tidak berpangku tangan. Ia memperjuangkan agar pemerintah tidak membekukan usahanya.
Ia tak ingin para pekerjanya yang mencapai ribuan orang kehilangan pekerjaan. Alhasil usaha dan lobinya berhasil, pemerintah batal mengeksekusi izin usahanya, tapi hanya mengurangi armada yang beroperasi.
Sebagai gantinya, ia juga harus menindak sopir yang ugal-ugalan agar PO miliknya tetap dapat beroperasi. Salah satu cara yang ia gunakan untuk mengetahui sopir yang ngebut adalah dengan memasang pendeteksi kecetapan di setiap armada.
Sopir yang berani melanggar aturan dengan ugal-ugalan di jalan pasti langsung kena sikat. Setyaki harus mengambil sikap tegas kepada sopir yang melanggar aturan agar usahanya tidak tutup.
Namun, yang paling penting dari upayanya mengawasi sopir adalah mengurangi kecelakaan dan kembali mendapat kepercayaan masyarakat.
Upayanya memasang alat deteksi kecepatan memang membuahkan hasil. Sopir yang awalnya ugal-ugalan menjadi tertib. Karena kecelakaan telah berkurang, PO ini kembali mendapat kepercayaan masyarakat. Selain pasang deteksi kecelakaan, Setyaki juga tiga kali mengganti nama. Setelah Sumber Kencono, nama berubah menjadi “Sumber Selamat” dan tidak lama kemudian berubah menjadi “Sugeng Rahayu”. (dlb)