Sejarah PO Bus Bagong: Berlakukan Seleksi Ketat Seluruh Kru
Roadnesia.com, JAKARTA – Sejarah PO bus Bagong tidak bisa dilepaskan dari cara pemiliknya menyeleksi ketat semua calon sopir dan kru yang bergabung.
PO asal Malang, Jawa Timur ini tidak hanya menguji para kru terkait kelayakan kerja, kesehatan mereka pun juga harus diuji di laboraturium.
Seleksi ketat ini dilakukan agar PO Bagong dapat memberi pelayanan terbaik karena menyangkut kepuasan pelanggan, persaingan antar PO dan keselamatan penumpang.
Tidak heran jika PO Bagong terkenal di kalangan Bismania sebagai PO yang mengutamakan layanan. Layanan prima untuk konsumen inilah yang membuat PO Bagong dapat bertahan di tengah persaingan.
Tak hanya menghadapi persaingan trayek bus lokal, PO Bagong pun melakukan ekspansi pasar dengan membuka trayek baru, yakni Kupang-Atambua-Dili.
Trayek lintas negara ini dilayani menggunakan bus medium kelas non-ekonomi. Harga tiket yang dibanderol untuk trayek Kupang-Dili sebesar Rp350 ribu. Sedangkan tiket Kupang-Atambua dijual Rp150 ribu.
Selain terkenal punya layanan prima, PO Bagong juga terkenal punya tarif yang cukup miring jika dibandingkan dengan kompetitor. Bayangkan, penumpang hanya dibebani tarif Rp50 ribu untuk kelas patas dan ekonomi.
Hal ini dilakukan untuk memenangkan persaingan dengan PO bus lainnya yang juga menawarkan layanan prima dengan harga murah.